Santri teladan, sebuah kisah penuh makna


Santri Teladan

Assalamualaikum.....
Hay  sobat saya adalah salah satu dari anggota LinGK(ar) Lintas Generasi Kreatif Situbondo. kebetulan saya mendengar  sekilas tentang sebuah cerita santri teladan dan di sini akan saya tuangkan cerita tentang  seorang santri teladan itu, ingat ya santri teladan kali ini bukan merupakan santri teladan yang biasa juara atau berprestasi akan tetapi santri TELADAN yang  “TELAT DATANG” hehe... yang berkeinginan mondok di pondok pesantren yang cukup ternama di dunia, waw didunia loh.. gak tanggung-tanggung.  Mungkin sobat juga penasaran kan dengan cerita ini, namun sebelum sobat membacanya baca basmalah” dulu ya biar paham maksud dari cerita tersebut. hehehe
                Di suatu desa ada seorang gadis yang berkeinginnan mondok di luar negaranya sendiri, namun keluarganya sangat mendukung atas keinginan anaknya itu. Kebetulan si Nisa (anggap saja namanya begitu)
berasal dari orang yang lumayan mampu dan kaya, walaupun begitu keluarga si Nisa sangat terkenal ramah dan tidak sombong terhadap orang lain. Orang-orangpun sangat menyetujuinya jika Nisa harus mondok ngaji di luar negeri apalagi pondok itu sangat amat ternama dan terkenal didunia. Semua santri yang lulusan dari pondok tersebut banyak yang dibutuhkan di masyarakat, ada yang jadi kiyai, muballig, ustad, dan guru besar, bahkan ada yang bergelar prof.
                Keinginan si Nisa itu di dukung oleh semua warga sehingga ia mulus dan lancar tanpa halangan apapun dalam perjalanan menimba ilmu di pondok yang ia idamkan itu, apa lagi masyarakat sangat ingin Nisa memimpin di desanya dan bisa menjadi hadi dalam pengajian nanti. Bahkan juga banyak yang mendaftar sebagai calon suaminya, ada-ada aja namanya orang deso hehe...
                Lepas dari itu semua Nisa pun pamitan kepada keluarganya termasuk sama warga sekitar,
Nisa                       : wahai masyarakat yang haus akan ilmu, saya Nisa ingin pergi sementara untuk  menimba ilmu di luar negri selama 12 tahun, saya minta doanya ya....
Masyarakat        : yaa..... kami doakan (dengan serentak masyarakat menjawabnya)
Adi                         : Nis...  jika kamu pulang nanti jangan lupa kabarin aku yaa biar aku bisa lamar kamu nanti dan bahagia bersamaku nanti.
Doni & nita          : Cieee (serentak ) ngacak dong dii kamu wajahnya kan kayak wajan  hahahaha..
Nisa                       : jangan seperti itu kawan...

                                                Berangkatlah Nisa ke pondok pesantren idamannya, sampai di pesantren Nisa mulai berinteraksi dengan teman-teman barunya yang kebetulan berasal dari negara Nisa sendiri jadi mereka da[at dengan akrab dan lancar dalam berkomonikasi.
                                                Dua tiga  hari Nisa di pondok, Nisa merasa tidak kerasan sehingga kegiatannya hanya makan dan tidur saja, biasanya ia ikut belajar bersama temannya, tapi saat ini Nisa malah santai di kamarya, Maklum anak orang kaya biasa di rumahnya dimanja sampai di pondok pesantren malah nyuci sendiri masak sendiri dan semua aktifitasnya ditanggung sendiri. Ditambah dengan hafalan yang setiap hari diberikan oleh pak kiyai dan para ustadzah di pondok Nisa
 Dari banyaknya hafalan maka Nisa malas ngitab dan menghafal, sehingga Nisa mempunyai ide yang bagus, tapi untuk dirinya sendiri tanpa ia sadari bahwa ide tersebut akan berdampak buruk baginya, idenya adalah setiap ada waktu hafalan dan pembacaan kitab kuning Nisa selalu berangkat siang setelah hampir pulang Nisa baru datang ke madrasah/kelas sehingga Nisa tidak dapat giliran untuk menyetorkan hafalannya maupun membaca kitap didepan.
                                                Dua tiga tahun sampai dengan dua belas tahun Nisa mondok, ia tetap dengan tingkahnya seperti itu, sedangkan masyarakat di rumahnya rindu terhadap Nisa, dan semua masyarakat menganggap Nisa telah menjadi orang besar dan ternama, semuanya ta’dhim dan takut terhadap Nisa, karena Nisa telah mondok mencari ilmu selama dua belas tahun.
                Telah sampai dua belas tahun Nisa dan keluarga telah izin kepada pengasuh pesantren untuk pulang. Masyarakat di rumah Nisa antusias ingin melihat kedatangan Nisa dan di iringi dengan sholawat & hadranya. Kemudian sampailah Nisa dirumahnya dengan masyarakat yang berbondong-bondong datang kerumah Nisa untuk melihat aura seorang ustadzah yang mondok diluar negri.
                Setelah Nisa dapat tiga hari dirumah masyarakat mulai musyawarah dan merencanakan bagaimana jika Nisa dijadikan hadi/ketua untuk memimpin pengajian kitab yang akan kita adakan setiap malam selasa. Masyarakatpun setuju dan berangkatlah kerumah Nisa dengan penuh rasa hormat dan ta’dhim serta berbicara dengan Nisa dengan mengecilkan suara takut (cangkolang).
                Nisa pun menyetujuinya dengan menjadi pemimpin pengajian kitab yang di adakan setiap malam selasa. Malam pertama pengajian pun tiba Nisa pun membuka kitab kuningnya didepan semuanya jamaah pun diam tanpa bersuara saking takutnya kepada Nisa karena keluaran pesantren ternama. Tanpa menjelaskan sekata dua kata pun Nisa langsung bertanya kepada jamaanya. Bagaimana paham ibuk-ibuk? Ibu-ibuk semuanya serentak bilang paham. Nisa berkata ya sudah jika paham kita ahiri sampai disini dulu ya. Assalamualaikum Wr.Wb. Nisa langsung pulang
                Seluruh jamaah kebingungan tanpa menjelaskan apa-apa Nisa tiba-tiba bertanya paham ibu-ibu?, namun ibuk-ibuk takut ingin bertanyta dan membantahnya, lagi-lagi takut (cangkolang) tibalah minggu kedua Nisa kembali membuka kitabnya dan bertanya lagi tanpa menjelaskan apapun, paham ibu-ibu? Tidak, serentak jamaah menjawab tidak. Nisa pun marah kepada jamaah, ya sudah jika tidak paham saya sia sia datang kesini, Nisa langsung salam kemudian pergi, jamaah pun bingung dan lagi lagi takut untuk membantahnya, kemudian jamaah kompak jika pertemuan kembali sepakat untuk bilang paham dan juga ada yang tidak paham.
                Sampailah hari yang ditunggu-tunggu ialah minggu ketiga, Nisa kembali membuka kitabnya, dan bertanya paham ibu-ibu? Paham atau tidak, ada yang bilang paham dan ada yang bilang tidak. Ya sudah jika ada yang belum paham maka silahkan bertanya pada yang sudah paham. Sampai disini dulu assalamualaikum Wr.Wb.


Pesan dari cerita diatas adalah :
1.       Fikir fikir dulu sebelum mondok, apa kita kuat atas pelajaran yang ada di pesantren
2.    Jika sudah dirasakan tidak kerasan bilang sama orang tua supaya tidak rugi waktu dan biaya yang dikeluarkan
3.       Malas belajar sesal kemudian hari. Jadi rajinlah mulai detik ini.
4.       Jangan bilang tahu jika kamu tidak tahu, mengakui bahwa kita tidak bias adalh sebijaksananya manusia.

Terimakasih tunggu cerita selanjutnya......


by:  Eddey
Previous
Next Post »

2 komentar

Write komentar
Andaedy
AUTHOR
6 Maret 2016 pukul 20.14 delete

Sip semoga lebih baik lagi selanjutnya..
Terimakasih...

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
6 Maret 2016 pukul 20.18 delete

bagi pemula,, karya nie sudah bisa d katakan bagus...
tnggal diasah agar smakin baik n pztinya bisa mnghibur pembaca.

Reply
avatar