First, standing applause for this event *PROK PROK PROK, even though it
was still the 2nd year but the government have tried giving their
best to arrange and complete this till end and they did I wellt. Well done! I could not wait for next year.
LinGK(ar), Situbondo- sebagai
salah satu agenda acara akbar yang dimiliki kota kecil tercinta ini. Tahun ini
BSC dilaksanakan pada tanggal 18 Oktober 2015, bertema asapok ombhe’ atau berselimutkan ombak dengan beberapa kategori
kostum seperti parao/ perahu, jhuko’/ ikan, Jhering/ Jaring, Ratu Sanggara, Sasandhing (apa bahasa indonesianya
ya? :D). Mengambil tema yang dekat dan
erat kaitannya dengan kondisi masyarakat Situbondo sebagai daerah pesisir. Hal
itu cukup sukses memberikan hiburan bagi penonton di sepanjang jalan yang
antusias melihat hingga acara berakhir.
Walaupun pada awalnya beberapa
kalangan sedikit pesimis dari diadakannya event ini karena mereka menganggap
tidak ada yang berbeda (ciri khas) dari event serupa milik kota tetangga yang
sudah lebih dulu diadakan sejak beberapa tahun sebelumnya. Berpikir lebih
bijak, konsep ini memang masih meniru, hal tersulit dari meniru adalah inovasi
--memberikan dan memasukkan hal baru sebagai pembanding supaya lebih menarik--,
lebih-lebih untuk sebuah karnaval yang bermain dalam “kostum” sebagai daya
tarik utama –dimana jika dilihat secara sekilas semua kostum (bahkan juga di
JFC) hampir terlihat sama karena dibuat dari bahan yang juga hampir serupa-. BSC
untuk tahun ke2 yang bisa dibilang sangat “baru” sebagai sebuah event tahunan
memang tidak mudah untuk memberikan sesuatu yang berbeda karena konsep dari
pemikiran kita tentang sebuah karnaval akbar sudah terpatri sebelumnya dengan
event sekelas JFC. Tapi bisa kita lihat jika acara BSC tahun ini sudah hampir
menemukan jati diri yang khas yang sesuai dengan kota Situbondo itu sendiri
mulai dari tema yang disesuaikan dengan kultur kita sebagai daerah pesisir
hingga konsep desain kostum yang juga selaras dengan sentuhan berbalut laut. Beberapa
kostum bahkan dibaut sangat kreatif dengan memanfaatkan bahan sisa hasil laut
sejenis kerang yang didaur ulang. Jadi masihkah ragu dengan BSC ini? Mari
berpikir lagi dan beri dukungan untuk kedepannya.
Pada akhirnya, kegiatan akbar ini
memang masih baru dan cukup butuh waktu untuk menemukan “khas”nya sendiri namun
jika acara tahunan ini tetap terlaksana hingga tahun-tahun selanjutnya, saya
yakin acara ini tidak akan kalah menarik dengan event serupa yang lain dan akan
mampu untuk menjadi salah satu daya tarik kota Situbondo dalam bidang
pariwasata untuk menarik minat para pengunjung luar.
karena saya suka warna kuning |
Well, the positive side from this event is
we could see how SITUBONDO people were also creative in designing costume. I
and LinGK(ar) team still hope to be a
part of it as a designer and performer*wooho.
Best Situbondo Carnival,
Situbondo